Sepat Rawa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sepat Trichogaster trichopterus dari Prembun, Tambak, Banyumas
Sepat rawaTrichogaster trichopterus, atau sering disebut sepat (biasa) adalah sejenis ikan anggota suku gurami (Osphronemidae). Seperti kerabatnya yang bertubuh lebih besar, sepat siam (T. pectoralis), ikan ini merupakan ikan konsumsi yang disukai orang, meski umumnya hanya bernilai lokal. Namun di samping itu terdapat pula varian-varian hiasnya yang berwarna menarik, yang populer sebagai ikan akuarium.


Ikan ini banyak dikenal dengan nama-nama lokal seperti sepat sawahsepat jawasepat birusepat ronggeng (Mly.), sapek (Min.) dan lain-lain. Dalam perdagangan ikan hias, bergantung pada varietasnya, ikan ini dikenal dengan nama-nama (Ingg.) seperti Three spot gouramiBlue gouramiCosby gouramiGold gouramiGolden gourami, serta Opaline gourami[1].

Pemerian

Ikan yang bertubuh pipih dan bermoncong runcing sempit, panjang total hingga 120mm. Perak buram kebiruan atau kehijauan, dengan beberapa pita miring berwarna gelap, serta bercak hitam masing-masing sebuah pada tengah sisi tubuh dan pada pangkal ekor.[2]Namanya dalam bahasa Inggris, Three spot gourami, merujuk pada kedua bintik hitam itu, ditambah dengan mata sebagai bintik yang ketiga.[3] Sirip ekor berlekuk (berbelah) dangkal, berbintik-bintik.
Warna tubuh ikan ini amat bervariasi, baik perimbangan terang gelapnya maupun pola-pola warna tubuhnya. Demikian pula bilangan jari-jari pada sirip-siripnya. Rumus sirip dorsal, VI-VIII (jari-jari keras atau duri) dan 8–9 (jari-jari lunak); dan sirip anal X-XII, 33–38. Gurat sisi 30–40 buah. Panjang standar (tanpa ekor) 2,3–2,5 kali tinggi badan.[4] Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ke ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek[5].

Penyebaran dan ekologi

Varian liar yang berwarna gelap, lk. 74mm SL
Sepat rawa menyebar di Indocina, terutama di lembah Sungai Mekong, dan di Indonesia barat, yakni di SumatraKalimantan dan Jawa.[2] Sekitar tahun 1938, sepat ini dimasukkan ke Danau Tondano dan tempat-tempat lain di Sulawesi[6].

Varian hias yang berwarna kebiruan
Ikan ini hidup di rawa-rawa, danau, aliran-aliran air yang tenang, dan umumnya lahan basah di dataran rendah termasuk sawah-sawah serta saluran irigasi. Di saat musim banjir, penyebarannya meluas mengikuti aliran banjir ini. Sepat rawa memangsa zooplanktonkrustasea kecil dan aneka larvaserangga[1]. Pada musim berbiak, ikan jantan membangun sebuah sarang busa untuk menampung dan memelihara telur-telur sepat betina, yang dijagainya dengan agresif[7].


Varian yang berwarna kemerahan
Sepat, sebagaimana kerabat dekatnya yakni tambakanguramibetok, dan cupang, tergolong ke dalam anak bangsa (subordo) Anabantoidei. Kelompok ini dicirikan oleh adanya organ labirin (labyrinth) di ruang insangnya, yang amat berguna untuk membantu menghirup oksigen langsung dariudara. Adanya labirin ini memungkinkan ikan-ikan tersebut hidup di tempat-tempat yang miskin oksigen seperti rawa-rawa, sawah dan lain-lain.[8]



Manfaat


Bersama dengan sepat siam yang bertubuh lebih besar, ikan ini merupakan ikan konsumsi yang digemari dan cukup penting; meskipun ikan segarnya umumnya hanya bernilai lokal. Pada musim-musim banjir, ikan sepat sering didapat dalam jumlah besar dan diasinkan untuk mengawetkannya. Ikan sepat asin merupakan komoditas penting bagi wilayah-wilayah bersungai besar seperti Jambi.[9][10] Ikan sepat juga dapat difermentasi menjadi bekasam.
Sepat rawa yang telah diseleksi dalam penangkaran memiliki aneka pola warna. Ikan ini lebih populer daripada sepat siam dalam perdagangan ikan hias. Sepat rawa termasuk tahan dan mudah dipelihara dalam akuarium.

Jenis yang serupa


Rujukan

  1. ^ a b "Trichogaster trichopterus"FishBase. Ed. Ranier Froese and Daniel Pauly. May 2007 version. N.p.: FishBase, 2007.
  2. ^ a b Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, S. Wirjoatmodjo. 1993. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI KMNKLH Jakarta. hal 228.
  3. ^ Axelrod, Herbert R. (1996). Exotic Tropical Fishes. T.F.H. Publications. ISBN 0-87666-543-1.
  4. ^ Weber, M. and L.F. de Beaufort. 1922. The Fishes of The Indo-Australian ArchipelagoIV:366-367. E.J. Brill. Leiden. (sebagaiTrichopodus trichopterus)
  5. ^ Weber and de Beaufort. 1922. op. cit. p.365. (sebagai Trichopodus)
  6. ^ Whitten, A.J., M. Mustafa, dan G.S. Henderson. 1987. Ekologi Sulawesi. Gadjah Mada Univ. Press. Yogyakarta. Hal 351-353
  7. ^ Sanford, Gina (14 Oktober 1999). Aquarium Owner's Guide. New York: DK PublishingISBN0-7894-4614-6.
  8. ^ Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, S. Wirjoatmodjo. 1993. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI KMNKLH Jakarta. hal 218.
  9. ^ Harian KompasAir Menyurut Drastis, Ikan Melimpah. Sabtu, 26 Juli 2003.
  10. ^ Harian KompasDaerah Subur Langganan Banjir. Selasa, 21 Oktober 2003.